Sabtu, 21 Mei 2011

Segalanya Pasti Berujung (PART 4)

To : K’ Iel
“Blm. Sapa?”

From : K’ Iel
“Itu nomornya Rio“

To : K’ Iel
“Rio? Rio Utomo anak bidang Bela Negara?”

From : K’ Iel
“Bukn. Rio mantan ketua OSIS.”

To : K’ Iel
“Hah…Serius k’? k’ Mario Stevano?”

From : K’ Iel
“Ho’oh”

Sivia melongo menatap layar Hp nya.
“K’ Mario???? Mario Stevano Aditya Haling?????” Sivia bergumam komat kamit tak jelas. Rasanya seperti mimpi.
‘Arjunanya anak SMASA (Nama SMA Sivia) sms aku???? Jadi…si nomor misterius itu k’ Rio????’

“Are u sure????” Sivia hampir teriak ngucapin kalimat itu. Matanya merem melek masih ga percaya dirinya bisa dapet sms dari permata intan berlian…hueeee lebay….maksudnya dari cowok sepopuler, seganteng, sepinter, se eksis, dan se se se yang lainnya…..kayak K’ Rio.

Tiba2 terlintas satu niat dalam pikiran Sivia. Sivia meraih Hpnya dan langsung mengetik sms kilat.

To : 08*******601
“K’ Rio?”

Dan tanpa disangka Rio membalas sms nya.

From : 08*******601
“:D apa Vi?”

Gubrakkkkk ni cowok kok biasa aja ya? Kagak ada apaan gitu. Kagak nyadar apa habis bikin orang penasaran setengah mati selama berminggu2.

Sivia pun terpikirkan satu ide lagi. Dia bergegas membuka opera mininya lewat Hp. Login face book,masuk home, Find friends, search for people, lalu Sivia mengetik satu nama

‘Mario Stevano Aditya Haling’
“Semoga ada….” gumam Sivia sebelum menekan OK. Searching…… dalam proses dan akhirnya…..

“Huaaa…..ada!!!!!!!”
Dari fotonya dipastikan itu benar Fb kak Rio langsung dah Sivia nge add tuh Fb. Sivia benar2 lagi on fire nih. Penasaran aja kenapa Rio mau2nya sms dia.

Sivia masih terheran2 dengan apa yang terjadi. Apaan coba tu mantan ketua OSIS sms sms segala. Sivia keluar dari opera mininya. Kemudian dia memasukkan kontak yang selama ini adalah nomor misterius dan sekarang dia ada di kontak dengan nama K’ Rio.

Sivia berkutat kembali dengan proposal. Dia masih terheran heran sih dengan kejadian barusan. Tapi dia berusaha biasa aja. Karena memang dia juga ga terlalu deket sama Rio. Cuma sekedar kenal aja. Maklum lah…..siapa sih cewek yang ga kenal Rio, arjunanya SMASA gitu loh.

@rumah Rio

“Aduh….mampus, Yo…..Sivia udah tau itu nomorku. Ahhhh……udah ga bisa jahil lagi nih….” Rio mandangin sms Sivia tadi sambil nepuk jidatnya sendiri. Sesekali dia juga garuk2 kepala dengan muka panik.

@kamar Sivia

45 menit Sivia berkutat dengan proposal akhirnya beres juga. Setelah nge print ulang proposal yang baru, iseng2 dia pasang modem dan mulai buka face book dari laptopnya. Tujuan pertama adalah Fb. Sivia mengecek Notif nya, dan…… “Mario Stevano accepted your friend request”

Sivia masuk ke profilnya dan menulis sesuatu di wall nya
“Hm!”

Setelah itu sivia sibuk membalas wall wall dari teman2 nya. Liat2 status temen2nya yang lucu. Eh…..tiba2 ada 1 notif baru masuk.

“ Mario Stevano commented on your wall post”
Sivia membuka wallnya……Dan benar ada comment dari Rio

“Apaan ham hem ham hem…..”
‘Waduh…jangan2 ni orang lagi ol’ pikir Sivia. Dia mengecek ke daftar chatnya dan benar saja Rio sedang ol. Langsung saja Sivia mengawali chat sama Rio.

Sivia> Hm!!
Mario > :D apaan sih ham hem ham hem???
Sivia> Owh….jadi ini ya yang suka sms “makan2 Via”?
Mario> ^_^!
Sivia> Ditanyain identitas aja pelit amat
Mario> Hehe……
(Rio udah ampe berkeringat dingin nih ngebales chat nya Sivia)
Sivia> Terus?
Mario> ?????
Sivia> Ngapain sms?
Mario> Kok ga pernah dateng kumpul?

Sivia dan Rio pun terlibat dalam percakapan pertama yang cukup seru. Ternyata mereka lumayan nyambung juga. Sivia juga banyak tanya tentang OSIS, sedangkan Rio lebih banyak becandaan dan bisa aja bikin Sivia ngakak dengan lelucon2 gilanya. Tak disangka orang se cool Rio ternyata kalau udah chatting bisa gokil juga.

Pukul 23.00

Sivia> K’ aku off dulu ya ngantuk
Mario> Yap!
Sivia> malem…
Mario> J

Sivia menutup notebook nya lalu beranjak ke kamar mandi untuk gosok gigi. Setelah selesai dia langsung tidur. Chatting tadi tak terlalu meninggalkan kesan untuk Sivia. Maklum……baru pertama. Lagian dia juga ga akrab2 banget sama Rio. Cuma sebatas tau dari temen2 yang deket sama dia aja.

>>>>>>>>>>

Alvin, Ray dan Ozy berjalan menuju kantin saat istirahat sekolah.
“Eh….apaan tuh?” Ozy menunjuk kerumunan anak2 yang berkumpul di mading deket taman sekolah.

“Ho’oh rame banget. Liat yuk….” mereka bertiga pun ikut nyempil nyempil dalam kerumunan di mading itu. Alvin hanya menunggu di belakang kerumunan karena dia memang tak terlalu suka keramaian.

“wew……kontes nyanyi……” Ray membaca judul poster yang tertempel di mading itu. Setelah puas membaca pengumuman, Ozy dan Ray keluar dari kerumunan dan langsung mengambil napas panjang.

“Buset dah……pengap amat…….” Ozy mengipasi wajahnya dengan tangan kanannya.

“Apaan sih pengumumannya?” Alvin yang ga ikut lihat pengumuman jadi penasaran juga.

“Ntu, kontes nyanyi tahunan yang diadain anak OSIS dalam rangka hari ulang tahun sekolah kita.”

“Owh..…..” Alvin hanya ber Owh ria dengan muka datar.

Mereka pun kembali ke tujuan semula yaitu kantin. Mereka ambil tempat di pojokan dekat penjual soto.

“Vin, kamu pesen apa?”

“Juh jambu merah aja deh.”

“kamu, Zy?”

“Samain”

Ray pun memesan dua jus jambu merah dan satu gelas es jeruk untuk dia sendiri.
Alvin dan Ozy ngobrol2 tentang Lintar yang makin lengket aja sama Nova. Sekarang mereka udah ga surat2an lagi. Mereka beralih media menjadi sms an. Lintar baru aja dibeliin Hp sama ayahnya setelah berminggu minggu merengek minta dibelikan Hp. Nova membujuknya agar minta dibelikan Hp biar mereka bisa kangen2an tiap hari. Dan yang lebih lucu lagi kalau sms an mereka manggilnya Mih sama Pih. Dasar anak muda jaman sekarang.

Alvin senyum senyum sambil geleng2 kepala mendengar cerita Ozy tentang Lintar dan Nova.

Sementara yang diseberang sana sudah merasakan panas di pipinya karena jantungnya yang berpacu lebih kencang saat melihat sosok Alvin yang sedang tersenyum bersama Ozy. Sepasang mata itu tak bisa lepas mengamati tiap gerak gerik Alvin. Senyum selalu tersungging tiap kali dia melihat Alvin tersenyum. Hari2nya terasa berwarna semenjak dia melihat Alvin untuk yang pertama kalinya. Dia merasa senang walaupun cuma liat Alvin dari kejauhan.

>>>>>>>>>>

Alvin menunggu Pak Joe di koridor. Di tengah penantiannya tiba2 Alvin teringat sesuatu. Dia beranjak dari duduknya lalu melangkah kembali ke dalam sekolah.

Matanya menyusuri tiap huruf yang tertera di sana. Sebuah poster besar tertempel di mading yang sekarang sudah sepi, tak seperti tadi siang.

Setelah membaca sampai bawah Alvin hanya mengangguk2 sambil mengusap usap janggutnya.

Alvin mengetik seseuatu di Hp nya. Dia mencatat tempat pendaftaran dan nomor Hp Contact Personnya. Setelah itu dia kembali ke koridor dan ternyata Pak Joe sudah menunggu tak jauh dari situ. Alvin langsung memasuki mobil dan pulang.

>>>>>>>>>>

Sejak chatting pertama dengan Rio, Sivia jadi makin sering berhubungan dengan Rio lewat dunia maya. Wall wall-an atau kalau ngga YM-an.

Rio juga sering sms Via padahal isinya cuma manggil doang “Via…” kalau ditanya ada apa dia ga pernah bales.
Seperti malam ini juga.

From: K’ Rio
“Via…”

To: K’ Rio
“APA SEEEEEEHHHHH???????”

From : K’ Rio
“Ol dong”

Sivia juga sedang nganggur jadi dia menuruti saja permintaan seniornya itu.

Sivia> Hm!!!
Mario> Hehe……
Sivia> APA SEEEEEHHHH?????????
Mario> hehe…..
Sivia> aku off nih
Mario>eh jangan. Ngambekan nih……
Sivia> Bodo….
Mario> Eh…ntar malem katanya ada hujan meteor
Sivia> oyeah?
Mario> Yap. Jam 2 an gitu
Sivia> Buset…..ogah ah….jam segitu musti bangun
Mario> nyesel lho ntar ga liat
Sivia> Biarin
Mario> Yaudah…liat aja nanti di mataku

‘Heh????’ Sivia melongo menatap layar laptopnya. ‘Apa maksudnya ini? Tuh anak sadar ga sih?’

Mario> Heh!!! Tidur?
Sivia> ngga. Eh….emang kakak pernah liat aku?
Mario> :D
Sivia> Kok ketawa
Mario> Hehe….
Sivia> Liat dimana?
Mario> Heh….lupa kalau aku ini mantan ketua OSIS?
Sivia>ngga
Mario> diklat lapangan
Sivia> owh….

‘waduh…..diklat lapangan….pasti mukaku lagi kucel2nya tuh. Maklum namanya juga anak OSIS. Kalau ngasih tugas kagak tanggung2. Bikin kucel orang.

Mario> terlihat begitu anggun

‘gubrakkkkkk……..apaan lagi nih anak…..wah wah wah…… sarap nih…..’ Sivia makin geleng2 kepala baca balesan chat dari Rio. Tapi tersipu juga Sivia dibilang kaya gitu.

Sivia> Anggun dari hongkong. Muka kucel begitu
Mario> :D

Sivia dan Rio melanjutkan chatting dan kali ini sampai jam 1 pagi. Ngomongin ini ngomongin itu, entahlah…..obrolan ga penting. Tau tau udah jam 1.

Chatting seperti itu terus berlanjut selama berminggu2. Kadang 3 hari sekali. Kadang seminggu sekali. Kemaren malah 3 hari berturut turut.

Lama kelamaan omongan Rio jadi semakin kemana mana. Obrolan mereka juga mulai nyerempet nyerempet urusan pribadi. Rio sering memuji Sivia. Dan tak munafik Sivia sedikit deg degan kalau chatting sama Rio.

Sivia memang sering chatting dan Fb an sama Rio tapi kalau di sekolah mereka jarang sekali bertemu. Sejak mereka dekat, ga lebih dari tiga kali mereka papasan di jalan. Itupun dalam suasana yang sangat berbeda dengan saat chatting. Selalu saja Sivia yang harus menyapa duluan. Klau ngga yaudah lewat gitu aja. Malah terkadang disapa pun Rio ga respon. Seperti sore ini.

Sivia mengunci ruang OSIS setelah mengambil daftar undangan Study Banding yang diminta oleh Irsyad, ketua bidangnya.

Saat tu anak2 kelas XII yang baru selesai les mulai berhamburan keluar kelas.

‘Waduh….anak2 kelas XII baru keluar. Harus buru2 nih. Jangan2 ntar ketemu k’ Rio lagi.’ gumam Sivia.

Sivia memang agak sedikit kikuk kalau bertemu dengan Rio. Selain dia deg degan, dia juga sering teringat kata2 romantis Rio untuk Sivia yang sering bikin Sivia salting. Ditambah lagi sikap Rio yang ga enak banget kalau ketemu.

‘Tuh anak pemalu banget sih. Kalau di chatting aja ngomongnya cerewet banget. Begitu ketemu udah kayak kagak kenal aja.’

Saat Sivia sedang mnggerutu tiba2 sosok yang sedang dia rutuki muncul tak jauh di depannya. Dan tatapan mereka langsung bertemu. Keduanya tampak kaget. Sivia reflek menyapa Rio.

“Kak….” Sapa Sivia sambil tersenyum seadanya.
Nah lo…..si Rio bukannya menjawab apa kek, eh malah maen ngeloyor pergi aja. Mukanya juga datar2 aja.

“Ihhhh….” Sivia memanyunkan bibirnya sambil terus mempercepat langkahnya. Sivia kesal sekali dengan sikap Rio yang sangat bertolak belakang dengan saat chatting.

“Bodo!”
Sivia menekuk tujuh mukanya sampai ke rumah. Rasa kesalnya masih kebawa bahkan sampai dia selesai mandi.
Hp sivia bunyi

From: K’ rio
“Hehe…tadi senyum sendiri ya?”

To : k’ Rio
“Bodo!”

From: K’ Rio
“Sory deh aku ga bales sapaanmu”

To: K’ Rio
“Apa susahnya sih tinggal bales doang. Ngangguk doang mah mending. Apaan maen lewat lewat aja!”

From: K’ Rio
“Maaf deh….habisnya aku terlalu gugup.”

To: K’ Rio
“Hah???”

From: K’ Rio
“ hehe….”

Sivia tak habis pikir dengan kakak kelasnya satu ini. Datang ke kehidupannya dengan tiba2, pake main rahasia rahasiaan identitas segala. Kalau di chat atau sms cerewetnya minta ampun, tapi kalau udah ketemu kayak orang ngga kenal. Kalimatnya juga suka aneh. Dan Sivia mulai terjerat dengan semua kata2 manis Rio. Sosok yang begitu berkharisma ditambah lagi dengan semua kalimat romantis yang membuat pipi Sivia merah merona. Cewek mana coba yang ga bakal kepincut.

Hubungan Sivia dan Rio semakin tak jelas. Sekarang sudah satu setengah bulan sejak Sivia mengetahiu bahwa itu adalah Rio. Mereka semakin sering sms an, chatting an bahkan telfonan. Dan kalau udah telfonan mereka bisa ngabisin waktu berjam-jam cuma buat ngobrol hal2 ngga penting. Dan seringnya itu pas malam hari sampai jam satu pagi.

Terkadang Rio nyanyi nyanyi ga jelas dan Sivia hanya mendengarkan sampai akhirnya ketiduran. Atau kalau tidak Sivia bercerita tentang Oik dan Gabriel tapi saat dia meminta pendapat Rio ternyata dia udah ngorok.

Pernah suatu saat Rio menyanyikan Tercipta Untukku nya UNGU sambil gitaran lewat telfon. Itu memang lagu favorit Sivia. Tentu saja Sivia jadi senyum2 sendiri. Apalagi suara Rio yang renyah renyah merdu gimana gitu. Aduh…..

Jadi bisa dibilang semakin hari hubungan mereka statusnya jadi HTS. Sivia makin deg degan tiap kali sms atau chatting sama Rio. Rio juga makin blak2an sama Sivia. Dia udah ga sungkan lagi ngomong Sivia cantik, senyumnya manis dan kalimat2 memabukkan lainnya. Dan Sivia semakin terlena dengan semuanya.

*****

“Kak…..”
Sivia yang sedang menyantap makan malamnya menghentikan kegiatannya karena Alvin tiba2 angkat bicara.

“Ehm” Sivia memandang Alvin heran. Dia seperti akan mengucapkan sesuatu yang penting. Kalau sudah serius begitu wajah Alvin terlihat sangat lugu.

“Alvin pengen ikut kontes nyanyi di sekolah.”
Sivia mengernyitkan dahi
‘emang Alvin bisa nyanyi?’ batin Sivia

“Mmmmm……Alvin suka nyanyi ya?” tanya Sivia basa basi.
Alvin hanya mengangguk.

“Wah…..kakak pengen denger kamu nyanyi nih. Abis makan kamu nyanyi buat kakak ya…” Sivia bicara penuh semangat. Sebenernya Sivia cuma pengen tau Alvin itu bisa nyanyi apa ngga. Habisnya selama ini dia ga pernah liat Alvin nyanyi.

“Ok Kak….” Alvin mengacungkan jempolnya lalu kembali melanjutkan makan.

Setelah makan Sivia sudah duduk manis di kasur Alvin, sedangkan Alvin berdiri tak jauh di hadapannya.

Sivia menanti dengan rasa penasaran. Alvin tampak menarik napas panjang lalu kemudian…..

Oh ini kisah sedihku,ku melupakan dia
Betapa bodohnya aku
Dan kini aku menyesal
Melepas keindahan
Dan itu kamu

Tuhan tolonglah aku kembalikan dia kedalam pelukku
Karena ku tak bisa
Mengganti dirinya
Ku akui jujur aku tak sanggup
Sungguh aku tak bisa

Dan tlah ku jalani semua
Cinta selain kamu tapi tak ada yang sama
Beribu cara ku tempuh
Tuk melupakan kamu tapi tak mampu

Tuhan tolonglah aku kembalikan dia kedalam pelukku
Karena ku tak bisa
Mengganti dirinya
Ku akui jujur aku tak sanggup sungguh aku tak bisa
(Pasto-Jujur Aku Tak Sanggup)

Alvin mengakhiri lagunya dengan membungkukkan badan seperti penyanyi terkenal yang membungkuk pada penontonnya.

Hening….tak ada tanggapan dari Sivia. Ada apa dengan Sivia? Kenapa dia diam saja?

Yaiyalah……

Sivia memandang Alvin tanpa berkedip sambil menopang dagunya dengan tangan kirinya. Dia benar2 takjub dengan suara Alvin. Tak disangka tak dinyana ternyata Alvin punya suara yang tak kalah bagus sama Justin Bieber(Wehehe….)

“Kak!!!” Alvin yang merasa tak ada respon dari kakaknya mengibas ngibaskan tangannya di depan muka kaknya. Sivia gelagapan.

“Eh…eh…..”

“Gimana sih…kakak ini dengerin Alvin ga sih?” Alvin manyun merasa tak diperhatikan sama Sivia.

“ Ya Ampun Alvin….kakak ampe takjub denger suara kamu. Bagus banget.” Sivia meremas kedua pipi Alvin dengan gemas saking kagumnya dengan suara adiknya itu.

“Jadi Alvin boleh ikut kontes nyanyi?”

“Owh…boleh dong boleh…..suara kamu bagus banget. Kakak doakan semoga kamu sukses ya. Tapi Alvin harus banyak latihan. Biar suaranya tambah bagus. Ya ya ya……”
Kenapa jadi Sivia yang bersemangat?

“Siap Kak!” Alvin menegakkan badannya dan tangannya hormat pada Sivia. Sivia tersenyum geli melihat tingkah adiknya.

*****

Alvin baru pulang dari kelas musik. Alvin memang hanya mengikuti satu ekskul dan itu adalah ekskul musik. Sore ini Pak Duta, pembina ekskul musik, mengumumkan tentang kontes menyanyi yang akan diadakan OSIS, seperti yang tertempel di papan pengumuman kemaren. Pak Duta juga mendaftar siapa saja yang ingin mengikuti kontes tersebut. Dan Alvin adalah salah satunya.

Selain Alvin ada Ray juga yang ikut mendaftar. Selain itu juga ada Deva, temen satu kelasnya Ozy yang juga ikut ekskul musik. Sedangkan Ozy? Dia sama sekali ngga tertarik sama yang namanya nyanyi. Padahal sebenarnya suaranya bagus. Tapi dia lebih tertarik dengan lukis daripada nyanyi. Sehobi sama Acha tuh. Pantesan klop.

Sepulang dari ekskul musik seperti biasa Alvin nunggu pak Joe. Ray dan teman2 yang lainnya sudah pulang duluan. Alvin berjalan perlahan karena Pak Joe juga baru dia sms 5 menit yang lalu. Jadi paling masih 10 menit lagi bakal nyampe.

Saat sedang berjalan melewati ruang kelas yang kebanyakan sudah tak berpenghuni alias kosong, tiba2 Alvin mendengar seasuatu yang bersumber dari ruang di sebelah studio musik. Alvin menajamkan pendengarannya berusaha mendengar lebih jelas suara apa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar